Sahabatku tersayang,
Hai, Manis! Baru saja selesai kudengar ceritamu. Aku harap bisa mengubah yang terlanjur terjadi dan membuatnya terasa lebih ringan bagimu, tapi aku tak bisa. Kebahagiaan adalah sesuatu yang akan tiba pada saatnya, tapi bisa juga dating lebih pagi daripada yang kau sangka. Aku tau bagaimana perasaanmu, seandainya aku sendiri yang mengalaminya. Meski demkian, semua putus cinta tak sama rasanya, jadi aku tak tau persis apa yang kau rasakan. Tapi jangan kau ragu untuk bercerita padaku setiap waktu.
Aku tak akan bilang bahwa semuanya akan segera membaik, karena memang tidak. Tapi percayalah, teman-temanmu akan member dukungan yang sangat besar. Yap! Memang benar! Tak peduli apa yang kau alami sepanjang hidup, apakah itu masalah cowok atau masalah orangtua, kami akan selalu mendampingimu setiap saat dibutuhkan. Dan setelah bermacam hal yang menimpaku, perlu kukatakan bahwa itulah pelajaran terpenting yang layak kau dapatkan. Meski tak pernah kubayangkan bakal berakhir, ternyata kisah cintaku tamat juga. Esok harinya, kalian semua sudah siap menyambutku dengan cinta, dukungan, dan surat ijin mencari pacar. Aku kembali merasa dicintai; aku kembali merasa istimewa. Karena kalian semualah, kudapatkan kembali kekuatan untuk menjalani hari itu dan hari-hari selanjutnya. Aku berharap, pagi ini kau pun merasakan hal yang sama. Karena kau istimewa, kau dicintai. Tak peduli apapun yang menimpa orang lain, kami akan selalu merasakanya. Tawamu, senyummu, pribadimu yang memesona memancarkan sinar dan membuatmu menjadi seorang yang apa adanya. Kelak jika aku sudah tumbuh dewasa dan bertambah tu, aku akan bercerita pada anak-anakku tentang teman-teman baikku—bukan tentang cowok-cowok bekas pacar itu. Kalianlah yang menjadikanku pribadi seperti ini dan kuharap aku pun dapat melakukan hal yang sama terhadap dirimu.
Aku tahu betapa kesepiannya kau sekarang, seperti kehilangan sebagian dirimu. Bagaimana hidup ini harus dijalani tanpanya? Pada saatnya nanti, walau kau akan selalu teringat padanya, akan kau sadari juga bahwa pelukan seorang sahabat ternyata sebanding dengan berjuta-juta ciumannya (walau tetap tidak sama rasanya). Aku tidak bilang bahwa aku adalah pakar soal patah hati, karena memang bukan. Sebenarnya malah aku tak ingin tau bagaimana rasanya. Tapi bila kau sadari seberapa besar kau dicintai teman-temanmu, kau akan benar-benar takjub. Dan meski terdengar aneh, kau bisa merasakannya dalam tekadmu. Sesungguhnya kau merasakan cinta. Dan kurasa aku menyadari pula bahwa meski berbeda dengan yang kaurasakan terhadap pacarmu, rasanya tetap menakjubkan.
Aku tak akan memberimu harqpan palsu dengan meyakinkan dirimu bahwa kalian akan bersatu kembali, karena aku tak tahu. Pikirkan segala sesuatu yang kau peroleh dari pengalamanmu dan bagaimana kau harus menerapkannya dalam hubungan percintaanmu selanjutnya (pasti aka nada lagi yang berikutnya). Ada berjuta-juta jenis ikan di laut. Kurasa seperti itulah kita mesti memandang persoalan ini. Bukan karena yang satu sudah selesai lalu yang berikutnya tak bisa dimulai.
Kenanglah selalu semua yang sudah kalian lakukan, percakapan yang membuatmu tertawa riang, momen-momen saat ia memelukmu, tempat-tempat yang kalian kunjungi, dan semua lelucon pribadi antara kalian berdua. Tak ada yang bilang kita harus melupakannya; sekarang semua itu terasa sebagai saat-saat paling membahagiakan yang pernah kita miliki. Jangan takut untuk menunjukkan kepadanya bahwa kau bersedih—atau bahagia sekalipun. Dan kau boleh membicarakannya 2 minggu kemudian.
Ketahuilah, kami semua menyayangimu, tak peduli apapun juga. Dan itu berarti selamanya, karena semua itulah kita semua akan tetap bersahabat. Kemanapun hidup ini akan membawa kita semua, kita akan senantiasa memiliki. Kau tak akan menjalani ini semua seorang diri dan sakit yang masih terasa sekarang tak akan selamanya berkubang dalam hatimu. Kau akan berhasil melewati semua ini. Percaya atau tidak, setelah semuanya beres, kau akan terlahir kembali sebagai sosok yang lebih kuat. Yang terakhir, tolong diingat: “Lebih baik pernah mencitai dan merasakan kehilangan daripada tak pernah mencintai sama sekali.” Itu betul. Sumpah! I Love You!
Kattie D’Elena, Lauren Farrell